“If you think you’re
too small to have an impact, try going to bed with a mosquito”
(Anita Roddick, Founder of The
Body Shop)
Bermula dari perasaan ketidakberdayaan saya
selepas menyelesaikan pendidikan Master (S2) di University of Liverpool, dan kembali
pulang ke tanah air tanpa mendapatkan posisi atau penempatan yang “jelas” di
kantor saya (Ditjen Bina Pemerintahan Desa, Kementerian Dalam Negeri),
muncullah satu ide dalam benak hati dan pikiran saya yang kerapkali berperang
untuk bisa berbuat sesuatu yang berguna untuk sekitar saya.
Mungkin hal berikut terlihat sepele dan tak
berarti, terlihat kecil atau cenderung tidak dianggap sebagai masalah. Tapi hal
kecil bisa berdampak besar dan bisa jadi akar untuk masalah selanjutnya jika
tidak dimulai untuk diatasi segera. Dan inilah ide saya:
Ilmu Sumber Daya Manusia yang saya dapat di
kampus kemarin serta demi mewujudkan prinsip “adding value” dimanapun saya berada mendorong saya untuk menyentuh
masalah sumber daya manusia di instansi saya yang masih lemah dalam hal
berbahasa Inggris. Saya tidak mengklaim diri saya sudah mahir atau lancar 100%,
bukan itu. Yang saya ingin tekankan disini adalah visi saya untuk “raising awareness”. Menyadarkan
teman-teman dan rekan-rekan saya bahwa bahasa Inggris itu penting, bahwa
berbahasa Inggris bisa membuka kesempatan kita di level dunia. Miris dan sedih
hati saya untuk dapat mengakui bahwa pegawai pemerintahan dan pelayan publik
memang masi kalah saing level berbahasa Inggrisnya dengan teman-teman yang
berprofesi di ranah swasta atau wirausaha, terutama generasi ‘baby boomer’ yang mana mungkin sudah
menginjak usia 50 tahun ke atas. Saya tidak ingin mengeneralisasi, saya hanya
menulis berdasarkan hasil observasi saya sendiri selama 5 tahun saya bekerja
dalam area birokrasi. Sebut saja salah satu contohnya sudah dibuktikan dengan
hasil TOEFL yang hasilnya tidak dapat saya paparkan secara detail disini.
Alih-alih saya kesal dengan hal tersebut, saya cenderung prihatin dan merasa
‘geram’ untuk dapat berbuat sesuatu. Alhasil muncullah ide untuk membiasakan
berbahasa Inggris 1 hari fullday
(udah kayak kegiatan, if you know what I mean ;p). Dimulai dari 1 hari saja.
Saya berbicara dengan teman saya, pak Happy, yang memiliki misi yang sama
dengan saya, dan kami akhirnya memilih hari Rabu. Kenapa Rabu? Karena di hari
itu kami memakai seragam putih. Seragam yang menggambarkan kesucian dan
kebersihan, menggambarkan kami siap ‘diisi’ oleh beribu hal berguna dan
menggembirakan dalam hidup (ini sih bisa-bisanya saya saja ;p).
Saya kemudian menyiarkan hal tersebut ke
teman-teman. Reaksinya beragam. Dari mulai “ayok!!” sampai ke “gw cuma bisa
bahasa kalbu”. Sedikit kontradiktif tapi tidak mengurungkan niat saya untuk
menggiatkan teman-teman saya meringankan lidah untuk mengalunkan bahasa Inggris
setiap hari Rabu. Karena poinnya bukan di salah dan benarnya, tapi di
keberanian kita untuk memulai, keberanian kita untuk salah, keberanian kita
untuk dikoreksi, keberanian kita untuk berubah dan keluar dari zona nyaman.
Banyak nilai yang tersembunyi di baliknya. Saya pun sendirinya jadi semakin
terpacu untuk belajar lagi, karena ketika teman-teman semua lari ke saya dan
bertanya “Ini Bahasa Inggrisnya apa? Itu Bahasa Inggrisnya apa?” dan saya tidak
dapat menjawab kan, what a shame!
Jadi dalam hal ini, saya pun terpacu untuk turut mengembangkan diri saya
sendiri.
Sudah minggu ke-3 kami jalankan ‘movement’ kecil-kecilan ini. Dimulai
dari satu bagian tempat saya terdahulu, Bagian Perencanaan, dan kini sudah saya
mulai di bagian tempat saya sekarang ditempatkan, Sub. Bagian Kepegawaian.
Kemudian ada rasa bahagia yang menguasai dada saya ketika saya melihat
teman-teman dengan tertawa berusaha untuk tetap berbahasa Inggris dengan
semangat meski terbata-bata, atau ketika saya melihat Bapak umur 50 tahun ke
atas bahkan mencoba memulai kata pertama bahasa Inggrisnya dengan kata “Mba, I
love you” hahaha.. Belum lagi ketika hal tersebut sudah mulai merambah di area
rapat, ketika teman-teman dari berbagai Direktorat dan bagian di kantor berkumpul
dan mulai membicarakan tentang hal ini dan lantas menyadari betapa pentingnya
kita memiliki program yang dapat meningkatkan kemampuan bahasa Inggris kita.
Dari mulai candaan “kalau hari Rabu jangan ke Perencanaan deh, mereka pakai bahasa
Inggris semua haha”, sampai ke hal serius “kita uda bisa memikirkan training Bahasa Inggris nih, malu kita”.
Mendengar hal-hal seperti ini tuh, priceless!
Visi saya untuk “raising awareness”
tadi sudah mulai tampak hasilnya. Rasanya? Beyond
measure! Hahahahha..
Saya menyadari ‘movement’ saya ini jauh dari sempurna, saya butuh konsep lebih
matang dan lebih lanjut. Well at least, I
start doing something. Daripada saya berdiam diri menunggu bos-bos besar kepikiran soal hal ini, lebih baik saya
yang menciptakannya sendiri, bukan? Terakhir, untuk semua teman-teman dimanapun
berada, ayoklah, keluar dari zona nyaman. Bukan hanya dalam hal memulai
berbahasa Inggris di kesempatan manapun yang kamu punya, tapi juga dalam
hal-hal lain yang membelenggu hidup kita. Saya mungkin belum dapat dinilai
berhasil, atau dapat dijadikan role model,
atau bahkan ada yang mikir “yaela situ ngemeng doang, situ aja belum beres”
haha, tapi itulah gunanya hubungan sesama manusia kan, saling mengingatkan?! ;)
Don’t
be afraid of making mistakes!! Dan kalau kamu menganggap kamu terlalu
kecil dan tidak ada apa-apanya di dunia ini, siapa bilang? Kita semua hebat di
mata Tuhan, asalkan semua dimulai dari hati yang tulus dan niat untuk
memancarkan kasihNya di setiap langkah kita di dunia (No, I’m not preaching here haha), karena, ingatlah, setiap kali kamu direndahkan manusia, kamu
ditinggikan oleh Dia.. J
XX,
Seviria Panjaitan, 25th January
2017
Goodluck sho! I love you Mb XD
ReplyDelete